Minggu, 28 Juni 2015

Jejak Sejarah Jepang Di Museum Layang-layang

Bermain layang-layang tentu sangat menyenangkan. Apalagi jika aneka aneka bentuk dan ukuran layang-layang itu bisa terbang dengan tenang di angkasa. Keberadaan layang-layang itu ternyata tak hanya sebagai media untuk bermain saja. Tetapi juga merupakan saksi dan jejak sejarah yang sudah ada sejak masa lampau.



Begitulah dengan koleksi yang ada di Museum Layang-layang di kota Tokyo - Jepang. Layang-layang itu mempunyai peranan penting dalam perjalanan sejarah Jepang. Konon, layang-layang pada masa lampau juga pernah digunakan sebagai mata-mata atau pemberi tanda untuk mengintai keberadaan dan pergerakan musuh.


Dalam berbagai ritual keagamaan, layang-layang juga digunakan sebagai penyampaian bentuk permohonan maupun doa dalam agama Shinto.



Dalam bahasa Jepang, museum ini bernama Tako-no-Hakubutsukan atau yang lebih populer disebut dengan Kite Museum (Museum Layang-Layang).Museum ini  didirikan pada tahun 1977 dan menyimpan sekitar 3.500 koleksi layang-layang dari Jepang dan negara-negara lainnya. Tetapi yang dipamerkan di museum hanya sekitar 400-500 layang-layang saja. 
 

Bangunan museum ini  berada di lantai 5 sebuah bangunan restoran yang juga dimiliki oleh sang pendiri Shingo Modegi. Bangunan itu jugga menjadi kantor pusatnya Japan Kite Association. 


Shingo Modegi, yang juga merupakan pecinta berat layang-layang itu  menggagas pembangunan sebuah museum  layang-layang denga harapan agar layang-layang tidak ditinggalkan oleh generasi muda.


Museum layang-layang ini menempati lokasi yang tidak begitu luas. Tetapi koleksi layang-layangnya cukup menarik dan berragam. Koleksi itu ada yang terpajang di dinding, meja atau digantungkan di langit-langit museum sehingga nuansa ruangannya tampak semarak dan penuh warna. 


Yang menarik, mayoritas layang-layang itu  memiliki warna yang kontras dengan desain-desain yang unik. Untuk layang-layang tradisional Jepang memiliki desain gambarn yang juga tradisional seperti hantu, samurai, binatang, geisha, naga, satwa dan lainnya. Beberapa diantaranya dilengkapi dengan tulisan Jepang . 


Ada juga layang-layang yang bergambar wajah sosok pendiri museum ini dan layang-layang karya Teizo Hashimoto yang merupakan seorang pembuat layang-layang ternama di Jepang. 

 
Oya, bila Anda berkunjung ke  Museum layang-layangini, jangan lupa sempatkan diri untuk mencicipi berbagai menu kuliner yang ditawarkan oleh restoran Tameiken yang ada di lantai 1. Restoran ini awalnya dikelola oleh Shingo Modegi dan kini diteruskan oleh putranya, yaitu Masaaki Modegi. 

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar